1. Berlindung (kepada Allah) dari godaan syaithan yangterlaknat, dengan mengucapkan "taawudz" yaitu ucapan:
َأَ عُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم
atau
أَ عُوْذُ بِاللَّهِ السَّمِيْعِ اُلعَلِيْمْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Shard, beliau berkata, “Aku duduk bersama Nabi dan di hadapannya ada dua orang yang saling mencela, salah satu dari kedua orang tersebut telah memerah wajahnya dan urat lehernya tegang, maka
Rasulullah bersabda:
إِنِّي لأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ: أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِن َالشَّيْطَانِ ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
Aku mengetahui satu kalimat seandainya dia ucapkan niscaya akan hilanglah gejolak yang ada pada dirinya, seandainya ia membaca:
أَ عُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم
(Aku berlindung pada Allah dari syaithan) niscaya hilanglah amarah nya”.
(Mutaffaq Alaih)
2. Ajarkanlah ketika marah untuk berlatih diam dan tidak berbicara karena ketika seseorang berbicara saat marah maka kemarahannya akan meledak-ledak Mengambil sikap diam ini diajarkan oleh Nabi:
إِذَا َ غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
"Apabila salah seorang di antara kalian marah maka hendaklah dia diam!'
(Riwayat Ahmad)
3. Ajarkan pula tips dari Rasulullah yang lain ketika menghadapi marah: bersikap tenang, yaitu duduk apabila sedang berdiri, atau tidur terlentang bilamana sedang duduk.
Rasulullah bersabda,
“Apabila salah seorang di antara kalian marah sedangkan dia berdiri maka hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila masih belum mereda maka hendaklah dia berbaring”
(Riwayat Abu Dawud)
4. Penangkal marah yang lainnya adalah berwudlu saat sedang marah, sebagaimana sabda Nabi :
اَلْغَضَنُ جَمْرَةً مِنْ نَارٍ فَاطْفِؤْهَا بِالْوْ ضُوْءِ
“Marah itu adalah bara api maka padamkanlah dia dengan berwudlu”
(Riwayat Al Baihaqi)
5. Kenalakanbahwa derajat yang tinggi dan kedudukan istimewa akan diberikan kepada orang yang bisa menahan dirinya dari marah.
Rasulullah bersabda:
Bukanlah kuat iut dengan mengalahkan musuh saat bergulat akan tetapi kuat itu adalah orang yang bisa menguasai dirinya tatkala marah”
(Mutaffaqun alaih)
Dalam riwayat lain dari Anas, beliau bercerita bahwa Nabi melewati sekelompok kaum yang saling bergulat, maka Rasulullah bertanya, "Apakah ini?" Mereka menjawab, "Dia pegulat yang ulung
tidaklah seorang pun yang bergulat dengannya kecuali dia mengalahkannya. Kemudian beliau berkata, "Tidakkah aku tunjukkan pada kalian yang lebih orang yang lebih kuat darinya, yaitu seorang yang dizhalimi namun dia menahan kemarahannya kemudian dia mengalohkan orang yang menzhaliminya dan mengalahkan syaithon di dirinya serta mengalahkan syaithan saudaranya."
(Riwayat Al Bazzar)
6. Ajari salah satu doa agar dapat menahan kemarahan dan dari doa Nabi
أَسْأَلُكَ كَاِمَةَ اْلحَقِّ فِي الْغَضَنِ وَالَّرِضَا
"Ya Allah aku memohon kepadamu perkataan yang hak diwaktu marah dan ridha".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan