Rasulullah SAW bersabda, "Sesiapa berdiri (solat) pada malam al-Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim).
“Malam al-Qadar adalah malam yang indah penuh kelembutan, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin. Manakala pada keesokan harinya sinar matahari kelihatan lemah kemerah-merahan.” (Hadis Riwayat al-Bazzar)
Dari Aisyah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam yang ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan". (HR Bukhari)
Aisyah RA mengatakan, “Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam beriktikaf (duduk di dalam masjid) pada sepuluh hari yang terakhir pada bulan ramadhan”. (HR Bukhari)
Aisyah RA mengatakan, “Rasulullah apabila masuk malam 10 terakhir Ramadan, Baginda menghidupkan malam (dengan ibadat), mengejutkan keluarganya (bangun beribadat), bersungguh-sungguh (dalam beribadat) dan uzlah (mengasingkan diri) daripada isteri-isterinya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Daripada Aisyah RA, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, jikalau saya mengetahui bila lailatul-qadar itu, apakah yang harus saya ucapkan pada malam itu?" Beliau menjawab: "Ucapkanlah: "Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’ fu ‘anni" (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memaafkan, maka maafkanlah aku). (HR Termidzi)
Hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tentang bila terjadinya lailatul qadar di antaranya adalah agar terbeza antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan